Mark yang terkejut, sontak menarik tangannya dari gengamman tangan
Nicky.
“Ada apa ?!” Mark membuka
suara,
Officer Nicky tidak
menjawab, ia mendekatkan tubuhnya ke arah Mark dan berusaha menggapai tangan
Mark agi.
“Polisi mesum. Gay lagi.”
Mark memandang ngeri ke arah Nicky
“Kau pikir aku cowok apaan ?! Aku memiliki pacar yang 100 bahkan
10.000 kali lebih cantik dari mu. Demi apa aku menyukai sesama jenis. Kalau pun
iya aku juga harus pilih-pilih dulu. Mana mau aku sama Gajah Bengkak macam
kamu,” Nicky mendengus sebal “Ikut aku kerumah ku.” Tambahnya seraya menarik
tangan Mark.
Mark terbalak kaget, ia melihat Nicky menjentikkan jarinya di udara
dan dalam sekejap Bar tadi lenyap.
“Polisi ini memang gila.”
Pikir Mark dalam hati.
“Aku bisa mendengar mu, bung!” Tukas Nicky murka, “Ayo !”
*****
“Welcome to Byrne Manor.”
Ucapnya bangga saat mereka sedang berdiri di depan gerbang besar yang
mengelilingi sebuah rumah cantik megah nan mewah, “Ayo masuk-masuk.” Katanya
ramah.
“Tak ku kira, seorang polisi
bisa sekaya ini. Dia pasti polisi korup.” Ujar Mark dalam hati sambil
mengerutkan keningnya.
“Kau mau ku jitak dengan batu itu ?!” Tanyanya ketus seraya menunjuk
Batu besar yang sengaja di taruh di perkarangan Byrne Manor.
“Memang apa yang ku katakan ? Dari tadi aku tidak bersuara sama
sekali.” Kata Mark bersikeras.
“Aku dari Clan Lisoul, bodoh
!” Tukasnya sambil menahan amarah
Mark cepat-cepat minta maaf dalam hati dan terus mengikuti Nicky masuk
ke dalam Manornya.
Mengingat Lisoul adalah Clan
dengan motto : “Tak akan ada 1 rahasia
pun yang akan di tutupi dari kami, kami tahu segalanya.”
Well memang kadang Mark
mencibir geli dengan motto konyol Clan Lisoul,
tapi hari ini. Entah kenapa ia serasa percaya dengan Motto konyol itu.
Saat aku memasuki manor megah itu, aku tercengang dengan segala
interior mewah di dalamnya.
“Seberapa banyakkah uang kita
yang dia ambil untuk mengisi Manor ini ?”
“Kau ingin ku lempar dengan batu tadi atau memberi mu Kokain yang akan
membuat mu berakhir di Penjara ?” Tanyanya ketus, “Ayo kita ke atas.”
Lanjutnya.
Mark pun hanya mengangguk dan mengikutinya bak anjing jinak.
Mark terus mengikutinya dari belakang sampai ia berhenti di depan
sebuah pintu kumal yang berdebu.
Ia melihat, Nicky bergumam tak jelas dan tiba-tiba pintu itu terbuka
seperti ada orang di baliknya.
“Jangan sentuh pintunya sedikit pun!” Perintah Nicky yang langsung
dijawab oleh anggukkan Mark.
Mark memasuki ruangan itu, ternyata ruangan itu adalah sebuah
perpustakaan.
Perpustakaan besar yang hampir sama dengan perpustakaanya.
“Duduk.” Perintahnya singkat dan menghilang di balik deretan ratusan
rak buku.
Mark hanya diam dan menurutinya, ia duduk di sebuah sofa empuk
berwarna merah tua.
Tak berapa lama setelah itu, entah kenapa Mark mendadak panik.
Ia berusaha menenangkan diri dengan mengubah posisi duduknya.
Lalu ia mulai menyadari keheningan yang misterius sedang
menyelimutinya.
Karena merasa terancam, ia menegakkan posisi duduknya dan mengeluarkan
Pistol dari kantong mantelnya.
“Jangan membuatku menahanmu karena menggunakan benda ilegal di rumah
ku.” Terdengar suara husky Nicky yang
membahana keseisi ruangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar