Kumpulan FanFicition Westlife.
Yang mana para tokohnya adalah personil Westlife.

MURNI HANYA CERITA FIKSI SEMATA

Rabu, 18 Juli 2012

New and Lost in The same time ~ Part 7 END

Entah menyebar dari mana, kabar meninggalnya Bella Janes Feehily sudah terdengar hingga telinga para wartawan.
Para Wartawan menunggu di luar gerbang rumah sakit karena tidak diizinkan masuk oleh Satpam rumah sakit.
Para Wartawan mulai memainkan lensa kamera mereka setelah melihat 3 mobil berbeda memasuki lingkungan rumah sakit bersama-sama.
Di mobil BMW pertama yang memimpin rombongan, keluarlah Gillian, Angel dan Michael. Michael masih tetap menangis dari subuh hingga sekarang. Angel semakin muram dan tak henti-hentinya mengeluarkan air mata tanpa bersuara sedikit pun.
Di mobil Porsche, keluar Keavy, Kian, Ciaran berserta Finnian dengan wajah sedih.
Di mobil Ferari, keluar Nicky, Michelle, Jay dan Rocco.
Melihat siapa yang keluar dari mobil-mobil itu, tentu saja lampu flash kamera wartawan tak henti-hentinya mengambil gambar mereka satu persatu.

Dari kejauhan, Angel dan Michael melihat ayahnya yang terduduk putus asa dengan pipi memar akibat pukulan Shane dan tangan dibalut perban karena tindakan bodohnya meninju kaca Soda Machine.
"Daddyy..." teriak Michael sambil menangis dan berlari ke pelukkan Mark bersama Angel.

Mark memeluk erat kedua anak kesayangannya ini, berusaha menahan tangis, tapi gagal.
Mark menangis sambil terus memeluk erat kedua anaknya.
Michael menangis sembil terus memanggil-manggil Bella.
Angel seperti biasa, menangis tanpa bersuara.
Michelle, Keavy, Gillian pun ikut menangis melihat pemandangan seperti ini.
Nicky, Kian dan Shane hanya bisa memandang iba dan menahan tangis mereka.

Esoknya, kabar kematian Bella benar-benar manjadi Headline news di berbagai majalah.
Dan Bella juga sudah di makamkan di salah satu pemakaman Elite di London.
Selama 5 hari berturut-turut Michael tidak mau makan, tidak mau kesekolah, tidak mau berhenti menangis dan sepanjang hari memanggil-manggil Bella.
Sama dengan Michael, Angel tidak mau makan juga, terus menangis dalam diam, tidak pergi ke sekolah dan tidak ingin bicara sepatah kata pun.
Sebenarnya Mark benar-benar ingin mati.
Tapi benar apa kata Shane, Mark sebagai seorang Ayah harus memberikan contoh yang baik.
Mark sudah memutuskan untuk memberi nama bayi kembarnya Charlotte dan Isabella.
Sesuai dengan Nama lengkap Bella.
Mark benar-benar sangat menyayangi kedua anak kembarnya itu seperti menyayangi Bella.

Suatu hari, saat Mark sedang memberes-bereskan barang-barang lama Bella, ia menemukan sepucuk surat. yang didalamnya berisi tulisan tangan Bella. Di badan suratnya ditulis 1 minggu sebelum Bella melahirkan.

"Dear Mark, my love. Mark, bagaimana kabarmu ? Aku berharap kamu baik-baik saja, berserta Angel, Michael dan bayi kita. Akhirnya impianmu tercapai. Aku turut bahagia juga, atas kelahiran bayi kita. Tapi aku juga harus minta maaf karena aku tidak bisa membantumu membesarkan mereka semua. Angel, Michael dan bayi kita. Aku benar-benar menyesal tidak bisa melihat mereka tumbuh dewasa, menjadi anak yang berbakti, dan juga berguna bagi kita semua. Aku juga ingin meminta maaf kepadamu, sebenarnya jauh-jauh hari, aku sudah tahu, saat aku melahirkan bayi kita nanti, aku pasti akan meninggal. Bagaiaman aku tahu, sebaiknya kamu tak usah tau. Intinya aku tau hari ini akan datang juga dan aku sudah mempersiapkan diri sebaik mungkin. Itulah sebabnya kenapa aku agak aneh atas kehamilan ku kali ini. Tapi aku tidak bisa merusak kebahagiaan kalian semua. Angel,Michael,Keavy,Gillian,Michelle,Nicky,Shane terutama kamu, Mark. 1 hal yang harus kamu tahu pasti dan kamu ingat selalu, I WILL ALWAYS LOVE YOU. Even its sacrifice my life, I will do it. Just for your happiness. Don't blame yourself Mark ! I do it with all my heart. LOVE YOU MARK. Xxx ~Isabelle Charlotte Janes Feehily"


Mark sungguh  hancur dan sakit hati membaca surat itu, ternyata itu semua gara-gara dia yang terlalu berharap.
"Maaf kan aku Bella, aku benar-benar minta maaf. Aku berjanji, aku akan membesarkan anak-anak kita sebaik mungkin"

THE END

Minggu, 15 Juli 2012

New and Lost in The same time ~ Part 6

Karna tidak ingin menghancurkan kebahagiaan mereka semua, Bella menjalani hari-hari kehamilannya dengan senyum dan tegar.
Namun sesekali ia juga menangis dan takut akan tiba saatnya ia pergi nanti.

Pada pertengahan bulan Ferbuari, Bella mulai merasa mulas.
Erangannya membangunkan Mark, erangan itu pastilah sangat keras sehingga Mark bisa terbangun.
"Bella ?? Ada apa denganmu ?" Tanya Mark panik
"I Dunno.. But it's so hurt... Ahhh !.. God.." Erang Bella semakin keras
"Tenang, sayang. Kita akan ke rumah sakit segera." Kata Mark panik seraya mengganti Piyamanya dengan kemejanya.

Wajah Bella sekarang sungguh kesakitan, keringat bercucuran dari segala jurusan.
"Hold on, Babe." Kata Mark panik seraya mengendong Bella hati-hati menuruni tangga sambil berteriak,
"Angel !!! Angel !!" teriak Mark terus menerus seraya menuruni tangga dengan Bella di tangan.
"Daddy ? Ada apa ?" Terdengar suara Angel di atas tangga seraya mengosok-gosok kedua matanya.
"Angel ! Jaga Michael baik-baik. Daddy dan Mommy mau ke rumah sakit. !" Ucap Mark panik

Angel pun tidak banyak nanya dan hanya terdiam, melihat situasi yang benar-benar aneh.
Sepertinya Ibunya akan melahirkan, tapi entah kenapa.
Angel berpikir persalinan kali sungguh berbeda saat Michael lahir dulu.
Mulai dari suara erangan Bella hingga Bella yang setengah sadarkan diri.
Angel juga mulai panik melihat Ayahnya sendiri panik setengah mati, beda saat Michael ingin lahir dulu.
Angel dengan diam memandang pintu utama yang masih terbuka, dari kejauhan ia melihat, mobil Mark yang melaju ekstra cepat membuat hatinya gundah.
Angel seperti terpaku disana, tidak bisa bergerak.
Bahkan Michael yang terbangun dengan wajah kebinggungan menarik-narik gaun tidur kakaknya untuk meminta penjelasan.
Tapi Angel tetap saja terpaku disana. Dan serasa membisu seketika.
"Kakak..." Panggil Michael
"Michael..." Akhirnya Angel bisa berbicara kembali tapi dengan nada bicara orang Hopeless
"Daddy Mommy kemana ?"
"Michael... No matter what, Daddy and me always love you. Mommy too, she love us so much." Isak Angel seraya memeluk Michael.

Entah setan apa yang merasuki Michael, tiba-tiba ia merasa takut, mukanya memucat.
Badannya dingin seperti es.
Michael menangis, dan berteriak-teriak memanggil Ibunya, "Mommy ! Mommy ! Mico love you ! Mommy !" Isaknya.
Melihat kelakuan adiknya, Angel semakin sedih dan hancur.


Di dalam mobil, sepertinya Bella sudah tidak sadarkan diri, tapi tetap saja Mark masih bisa mendengar erangan dari alam bawah sadar Bella.
Mark benar-benar kebinggungan, ia mencoba mengingat kenangan saat Michael lahir dulu.
Sepertinya tidak separah ini.
Mark semakin binggung dan panik, ia menancap gas secepat mungkin ke rumah sakit.

Sesampainya di rumah sakit, Bella langsung dibawah ke ruang perawatan untuk di periksa,
Dokter ahli kandungan, Dr. Millicent, mengukur tekanan darah Bella.
Dahinya berkerut. Sekali lagi ia mengukur. Ia memandang perawat, "Bawa segera ke Ruang Operasi !! Cepat !"

Mark yang gelisah di ruang tunggu berjalan hilir mudik kesana kemari.
Ia berkeringat dingin dan wajahnya memucat, ia mengambil ponselnya dan menelepon Shane segera.
Awalnya Shane marah karena Mark membangunkannya di pukul 3 pagi.
Tapi setelah mendengar situasinya, Shane juga ikut panik.
Shane yang tinggal di Cobham, yang hanya 100 KM dari rumah Mark pun meninggalkan Gillian di rumah Mark untuk menjaga Angel dan Michael.
Sedangkan Shane sendiri pergi ke rumah sakit untuk menemani Mark.

Di ruang Operasi, tim dokter sedang berjuang menyelamatkan jiwa Bella. Tekanan darahnya sangat rendah, sementara detak jantungnya tak menentu. Bella diberi oksigen dan transfusi darah. Tapi sia-sia, Bella masih saja tidak sadarkan diri oleh pendarahan otak yang terjadi saat ia ingin melahirkan tadi.
Bayi pertama Bella lahir, bayi lelaki yang sehat dan lucu. dan 2 menit kemudian, bayi keduanya lahir, bayi perempuan yang sehat dan lucu seperti saudaranya yang lahir 2 menit lebih cepat.

Mark melihat, 2 bayi kembar keluar dari ruang operasi.
Ternyata mereka dikarunia anak kembar, hatinya riang bukan main.
Tapi, mengapa Dr.Millicent belum keluar juga ?
Muncul lah beribu-ribu pertanyaan dari benaknya..
Tak berapa lama setelah itu, Shane datang dengan nafas gos gosan.
"Shane.. Aku mendapatkan bayi kembar !" ucap Mark suka cita, tapi masih ada perasaan yang janggal darinya.
"Selamat ! Markie.." Wajah panik Shane berubah gembira. Tapi berubah pucat lagi setelah melihat ekspresi wajah Mark sekarang.

Mr.Millicent dan tim dokter lainnya masih berusaha untuk mempertahankan jiwa Bella, namun sayangnya.
Bella meninggal dunia di meja operasi 1 menit setelah bayi perempuannya di keluarkan.

Mark mendengar suara Dr.Millicent memanggilnya, "Tuan Feehily." Mark mengangkat wajahnya, dan ternyata Dr.Millicent sudah ada di depannya.
"Selamat, Tuan Feehily. Anda mendapatkan bayi kembar yang sehat dan lucu." Kata Dr.Millicent dengan perasaan yang tidak karuan, binggung harus kah ia merasa senang atau sedih. Atas kejadian yang menimpa Mark.
"Terima Kasih ! Bagaimana dengan Bella ?" Tanya Mark tidak sabar.

Dr.Millicent menarik nafas panjang. "Maafkan kami, kami sudah berusaha semampu kami. Isteri anda meninggal ketika--"
"DIA APA ?!" Mark berteriak histeris. Mark meraih bahu Dr.Millicent dan menguncang-guncangkannya.
"KAU BOHONG ! BELLA TIDAK MATI !!"
"Tuan Feehily--"
"DIMANA ISTERI KU ?! AKU INGIN BERTEMU DENGANNYA..!"

Disamping, Shane berusaha menenangkan Mark yang histeris.
"MARK !" Teriak Shane menghentikan kehisterisan Mark.
"Shane.. Bella..." Isak Mark putus asa
Dr.Millicent pun pergi untuk mengurus surat-surat bayi kembar Mark.
"Mark, aku turut sedih dan berduka cita mendengarnya.Tapi kau harus kuat ! Masih ada Angel, Michael serta 2 bayi kembarmu yang membutuhkan mu." Kata Shane berusaha menahan air matanya.
"Aku sangat mencintai Bella. Aku tidak bisa hidup tanpanya." Sangking Marahnya Mark, Mark meninju pecah kaca Soda Machine yang ada di sebelahnya.
Tangannya memar, berdarah dan memerah.
Mark menendang pecah pot tumbuhan yang ada di dekatnya juga.

Shane yang tidak tahu lagi harus berbuat apa, meninju pipi Mark keras-keras
"MARK ! DENGAR KAN AKU !" Teriak Shane keras, "BELLA DAN KEEMPAT ANAK-ANAKMU TIDAK INGIN MELIHAT AYAHNYA GILA SEPERTI INI !" Teriak Shane tak kalah kerasnya.

Kata-kata Shane tadi membuat Mark sedih dan hancur.
di lain sisi, ia sangat kehilangan Bella. Di lain sisi juga ia tidak boleh sehancur ini di hadapan keempat anaknya.

TO BE CONTINED

Sabtu, 14 Juli 2012

New and Lost in The same time ~ Part 5

Bella bangun dari tidurnya dan anehnya ia tidak mendapati keberadaan Mark.
Ia melihat jam dan ternyata ini sudah jam 9 pagi.
Biasanya Mark belum bangun jam segini.
Tiba-tiba Bella teringat hari ini hari Senin !
Ia harus memasak sarapan, mambangunkan Angel dan Michael dan mengantar mereka ke sekolah.
Bella sesegera mungkin bangkit dari tidurnya dan buru-buru masuk ke kamar Angel.
Anehnya kamar Angel kosong, Bella sudah mencari Angel di kamar mandi, lemari pakaian, ruang belajarnya tapi kosong.

Bella pun keluar dari kamar Angel dan masuk ke kamar Michael.
Michael tidak ada di kamar juga, kamar mandi, lemari pakaian hingga ruang belajarnya.
Dari kamar Michael, terdengar suara mobil yang baru masuk dari gerbang depan.
Bella mengintip dari jendela kamar Michael, ternyata itu adalah mobil Land Rovers milik Mark.
Dengan panik, Bella keluar dari kamar Michael dan menuruni tangga dengan cepat, "Mark ! Angel dan Michael tidak ada di kamar!" Ucapnya panik dan segera menghambur ke pelukan Mark.
"Mereka pergi kemana ?" isaknya putus asa
"Bella.." kata Mark mencoba menenangkan
"Mereka pergi kemana ? Apakah aku berbuat salah pada mereka ?" isaknya lagi dalam pelukkan Mark
"Bella..." Kata Mark lagi
"Mereka menghilang kemana ? sudah ku cari-cari di seluruh kamar mereka." Isaknya semakin keras
"Bella !" ucap Mark tegas untuk menghentikan ocehan Bella.
Bella sempat terkejut mendengar nada bicara Mark.
Bella memandang wajah Mark takut-takut.
Tapi ternyata wajah Mark penuh senyum, yang membuat Bella sedikit lega.
"Tenang dulu. Ayo duduk." Ajak Mark sambil menarik halus tangan Bella.

Setelah mereka berdua duduk, Mark sampai tertawa geli melihat wajah polos Bella yang kebinggungan.
Melihat Mark tertawa, Bella semakin kebinggungan.
"Bella, kenapa kamu hanya mengkhawatirkan Angel dan Michael ? Kenapa kamu tidak bertanya dari mana aku ?" Tanya Mark dengan wajah yang pura-pura tersinggung.
"Aku panik ! Mereka berdua masih kecil. Kalau kamu sudah besar, bisa menjaga diri sendiri. Tapi mereka..." Kata Bella sambil terisak lagi.
"Shhhhh," kata Mark lembut dan menghapus air mata Bella, "Angel dan Michael sudah ada di sekolah."
"Hah ?? Kapan ? Bagaimana ?" Tanya Bella heran
"Aku yang membangunkan mereka dan mengantar mereka kesekolah, sayang." Jelas Mark penuh senyum
"Terus bagaimana dengan sarapan mereka ?" Tanyanya lagi
"Aku mengajak mereka sarapan di Cafe." Jawab Mark penuh senyum
"Tapi, mengapa kamu tidak membangunkan ku ?"
Mark tersenyum hangat, memegang dan mengelus-elus perut Bella, "Karena kamu sedang mengandung anak ku, Bella."
Kata-kata Mark tadi membuat hati Bella perih, ia tak kuasa menahan tangis dan meneluk Mark erat.
"Mark.. Apa pun itu, satu hal yang perlu kamu tau. Aku sangat mencintai mu. Dan mencintai keluarga kita ini." Jelas Bella sambil terus terisak.
"I Love you too." Kata Mark lembut dan mengecup pipi Bella.
"Bella ! Mark sangat mengharapkan bayi ini. Tega kah dirimu menghancurkan kebahagiaan lelaki yang amat kau cintai ini ?" Jerit Bella
kepada diri sendiri.
"I love you so much, love." ungkap Bella lagi
"Me too. I will always love you." Kata Mark lembut.

Mark memandang wajah cantik Bella yang penuh air mata.
Mark mendekatkan mukanya ke arah Bella.
Menempelkan bibirnya di bibir Bella.
Mark memeluk Bella semakin erat.
Membuat mereka berciuman semakin dalam.
Mereka berdua sampai tidak berani bernafas, dengan pelan dan romantis, mereka berdua menikmati setiap detiknya.
Terutama Bella yang takut tidak dapat merasakan ciuman sayang dari Mark lagi.
Mereka pun berhenti setelah mereka berdua kehabisan nafas.
Mark pun mengajak Bella ke halaman belakang untuk menikmati matahari pagi ini yang jarang mereka dapatkan.

TO BE CONTINUED

New and Lost in The same time ~ Part 4

"Selamat ya, Marky!" Ungkap Nicky senang seraya menepuk pundak Mark beberapa kali.
" Thanks, Guys." balas Mark penuh senyum.
"But, it's weird, you know." Ujar Michelle
"Apanya ?" Tanya Mark ingin tahu
"Bella... Dia sangat aneh. Reaksi dan tingkah lakunya sangat berbeda saat mengandung Michael dulu." Ungkap Michelle dengan nada khawatir, dan di jawab oleh anggukkan kepala mereka semua kecuali Mark.
"Kalian tidak bertengkar kan?" Tanya Keavy
"Bertengkar ? Tidak.. Kami baik-baik saja." Jawab Mark sambil berusaha mengingat-ingat kejadian dulu.
Lalu terdengar suara ponsel Kian yang berbunyi, "Daaa, Daa and Maa kapan pulangnya ? Fin ama Ci uda kangen. Fin ama Ci bosen main ama Aunt Rossie mulu."
Sejenak Kian memandang Mark dan di jawab oleh anggukan kepala Mark.
"Sabar ya, Ci. Ini Daa ama Ma bentar lagi mau pulang." jawab Kian lalu menutup ponselnya.
"See... Sorry guys, we gotta go now. Bye.. and Congrats, Mark. You will become a Daddy again." Kata Kian sebelum beranjak dari kursinya bersama Keavy.
"Sepertinya kita harus pulang juga." Kata Nicky dan Shane bersamaan.
"Ok.. Bye, dan terima kasih kalian semua sudah dengan senang hati menjaga Angel dan Michael." Kata Mark di ambang pintu utama.

Mark pun melihat mobil BMW milik Shane, Porsche milik Kian dan Ferari milik Nicky pergi bersamaan dari rumahnya.
Setelah tidak terlihat lagi ketiga mobil milik teman-temannya itu, Mark pun masuk ke dalam rumah.
Dan sempat kaget melihat sesosok perempuan dengan gaun tidur berwarna putih terduduk di atas anak tangga dengan tatapan kosong ke arah Mark.
"She's crying." ujar Angel datar
"Apa ?!" Mark terkejut
"And I know something is bothering her. even I'm not her biological daughter. I can see it from her face and how's Michael react to her. Micheal can feel it, he's know something happen." jelasnya dengan nada datar
"Angel ?" kata Mark heran, ia terkejut dengan tatapan dan nada bicara Angel saat ini.
Tatapan dan nada bicara seperti ini, mengingatkannya dengan kejadian beberapa tahun yang lalu, saat Bella dan Mark belum menikah. Dan saat terjadinya kesalah pahaman antara Mark dan Bella yang mengakibatkan Bella mengembalikan cincin pertunangan mereka.
"Don't make it happen, again,Daddy. Mico and I, love you and Mommy so much, Goodnight" Kata Angel datar.
Angel beranjak dari duduknya dan masuk ke kamarnya.

Sekarang, Mark semakin kebinggungan.
Ia terus mencoba mengingat kejadian sebulan yang lalu.
Saat ia pulang dari World Tour, berusaha mengingat adakah perbuatannya yang membuat Bella jengkel ?
Tapi hasilnya nihil, ia tidak merasa pernah membuat tindakan yang membuat Bella jengkel.
Perasaan Mark bercampur aduk menjadi satu sekarang, perasaan antara senang dan heran.
Mark memutuskan,sebaiknya ia ke atas dan tidur.
Saat Mark masuk ke kamar, ia melihat Bella yang memeluk Michael dalam tidur.
Wajah Bella dan Michael saat tidur benar-benar mendamaikan hati.
Mark mendekat ke arah Michael dan Bella.
Mencium dahi Michael dan Bella bergantian.
Mark pun mengganti kemejanya dengan piyamanya dan merebahkan tubuhnya ke ranjang.
Sekali lagi ia memandang wajah Bella dan mengecup tipis bibirnya, mengelus lembut kepala Michael dan mengelus dengan penuh sayang perut Bella.
Setelah puas, Mark pun menyelimuti Bella, Michael berserta dirinya.
Baru saja Mark memejamkan mata selama beberapa menit, ia sudah ketiduran.

TO BE CONTINUED

New and Lost in The same time ~ Part 3

"Dengan sangat menyesal, Nyonya Feehily.Anda menderita berry aneurysm. Jadi, kami sarankan, lebih baik anda jangan mengandung lagi. Karena kehamilan meningkatkan volume vaskuler secara drastis. Ketika kehamilan mencapai enam sampai delapan minggu terakhir, tekanan darah akan naik lagi. Dan akibatnya bisa fatal."

Bella masih mengingat jelas keterangan dokter John di Dublin. 1 Tahun yang lalu, saat Bella sedang berkunjung ke Ireland. Ia merasa pusing dan pandangan kabur seperti kejadian waktu ia kecil. Dan memutuskan untuk pergi check up. Munculah pernyataan seperti itu.
Awalnya Bella khawatir tapi ia bisa tenang karena ia sudah memiliki Angel dan Michael.
Tapi tidak disangka Mark menginginkan anak lagi.
Dan ternyata Bella positif hamil.

"Mark sangat menginginkan bayi ini. Aku tidak boleh egois. Bayi di dalam kandungan ku ini adalah darah daging ku. Aku tidak boleh egois memikirkan keselamatan diriku sendiri, Mark dan lainnya sangat senang dengan kabar ini. Aku tak bisa menghancurkan kebahagiaan mereka semua. Lagi pula menggugurkan kandungan itu adalah dosa besar." Kata Bella ke diri sendiri.

Mau bagaimana pun ia mencoba menghibur diri sendiri.
Ketakutan itu muncul lagi.
Ia sungguh tertekan dan takut.
Mukanya mulai memucat lagi, keringat dingin keluar dari pori-pori kulitnya.
Air matanya mulai bercucuran, ia mencoba menahannya sebisa mungkin.
Tapi air mata itu tetap saja keluar.
Lalu terdengar ketukkan di pintu.
Pintu terbuka dan terlihat 2 sosok anak kesayangannya yang lucu.
Seperti biasa Angel menggandeng tangan Michael.
Sebisa mungkin Bella menghapus air matanya.

"Mommy..." Kata Angel takut-takut
"Ya, sayang ?" jawabnya dengan senyum, tapi masih saja terlihat jelas Bella baru saja menangis.
"Mommy, Mico cayang Mommy." kata Michael seraya melepas gandengan tangan Angel dan naik keatas ranjang, berusaha memeluk Bella dengan tangan mungilnya.
Bella terkejut dengan apa yang didengarnya.
Kata Michael tadi, seolah-olah ia tau perasaan Bella saat ini.
Angel menghela nafas dengan senyum dan naik ke ranjang juga dari sisi yang lain.

" Mommy, no matter what. I will always love you. And our new family member" kata Angel dan mengecup pipi Bella.
Kata-kata Angel itu membuatnya semakin sedih.
Bella pun meneteskan air mata lagi.
Michael memandang wajah cantik ibunya yang sedang menangis.
Dengan tangan mungilnya, ia menghapus air mata yang ada di pipi ibunya seperti biasa Mark lakukan dan mencium dahi ibunya.

" I won't ask if you're not ready, mommy. I love you so much. And I know something is bothering you know. I'll wait till you ready, mom." Kata Angel lembut dan menyelimuti Ibunya dengan selimut.

Hati Bella semakin sedih dan tertekan.
Di lain sisi, ia senang anaknya sangat pengertian dan sayang padanya.
Tapi di lain sisi, ia takut mengecewakan dan kehilangan mereka.
Merasakan kehadiran 2 malaikat kecilnya itu membuatnya sedikit tenang dan terhibur, matanya sudah lelah karena menangis, batin dan fisiknya yang sudah sangat lelah.
Dengan mudahnya membuat Bella tertidur dengan kedua anaknya mengapitnya dengan penuh cinta.

TO BE CONTINUED

New and Lost in The same Time ~ Part 2

Tak berapa lama setelah itu, Mark masuk ke kamar dengan membawa nampan yang berisi Air putih, obat dan semangkuk Sup yang hangat.

"Ayo, makan dulu baru minum obat." Kata Mark penuh senyum
"hm.." Balas Bella lemas

Sebagai suami yang baik, tentu saja Mark menyuapinya.
Bella baru saja memakan beberapa sendok sup, tiba-tiba ia merasa mual dan ingin muntah.
Dengan cepat ia berlari ke kamar mandi, membanting pintu kamar mandi, dan mencoba memuntahkan semuanya di kloset.
Setelah merasa agak enakkan, Bella menekan tombol flush dan berjalan ke arah wastefel, membuka kran air dan melihat dirinya yang pucat di kaca.
Di luar sudah terdengar ketukkan pintu dan suara Mark yang khawatir, "Babe ? You alright ?"
Bella malas menjawab karena mood untuk menjawabnya sangat sedikit, sehingga ia hanya diam, mencuci mukanya dan keluar dari kamar mandi.
"Bella ?" Tanyanya dengan khawatir seraya melihat istrinya kembali tiduran di tempat tidur.

Lalu seperti teringat sesuatu, Bella duduk di atas ranjang dengan mengalirnya keringat dingin di tubuhnya.
"Mark...." Panggilnya lemas
"Ya ?" Jawab Mark seraya datang dan duduk di samping Bella dan menggengam tangannya
"How about if I pregnant ?" Katanya takut-takut
"WHAT !? Pregnant ?! Really ?!"

Wajah Mark yang semula terkejut pelan-pelan berubah cerah.
Tapi setelah Mark memandang wajah Bella yang ketakutan, ia merangkul Bella,
"Bella, you alright ? You have to be happy, it's our baby."
"Ini masih belum pasti, jangan terlalu senang dulu."
"Kamu pasti hamil, aku yakin." Kata Mark senang seraya mengecup pipi Bella.

Esoknya

Mark dan Bella pergi ke rumah sakit untuk mengecek apakah Bella benar-benar hamil.
Meninggalkan Angel dan Michael di rumah bersama Gillian, Shane, Michelle, Nicky, Kian dan Keavy.
Dan.....

"Selamat, Tuan dan Nyonya Feehily. Nyonya Feehily positif hamil." Kata Dokter dengan senyum lebar dan mengulurkan tangan ke Mark yang di jabat Mark suka cita.
Tapi tidak ada tanda-tanda kegembiraan di wajah Bella, tidak seperti waktu Bella positif hamil dulu dan melahirkan Michael.
Bella membeku disana, mukanya semakin pucat, tangannya mendingin.
"Ayo, Bella. Kita pulang, mereka semua pasti senang mendengarnya." 

Akhirnya, Bella dan Mark pun kembali pulang ke rumah.
Sesampainya di depan rumah, Mark membukakan pintu untuk Bella.
Melihat perlakuan Mark seperti ini, Bella merasa lebih tersiksa.
Mukanya semakin pucat dan keringat dingin mengalir cepat di tubuhnya.

"Daddy Home !!!!!!!!" Teriak Mark setelah membuka pintu depan.
Lalu terdengar langkahan kaki dari segala jurusan, Shane dan Gillian yang turun dari atas, Kian dan Keavy yang keluar dari dapur serta Michelle, Nicky, Angel dan Michael yang datang dari halaman belakang.
"Daddyyy...!!" Teriak Michael seraya lari ke pelukan ayahnya.
"Good News ???" Tanya Keavy tidak sabar
"Guess what ? Bella is Pregnant !!!!!" teriak Mark senang seraya mencium pipi Michael dan Angel beberapa kali.
"Congrats ! What a good news. Anyway, why you look so unhappy, Bella ?" Tanya Gillian heran.
"Hah ? Nothing, I just little bit tired." Jawabnya dengan senyum yang dipaksa, "Better I go upstairs. Bye all.." Katanya cepat dan naik ke atas.
"Daddy... Apa yang terjadi dengan Mommy ?" Tanya Angel ingin tahu seraya menarik-narik kemeja Mark
"Mommy sedikit capek, Angel." Jawab Mark penuh senyum.
"Really ?" Tanyanya lagi
"Yup..."
"Daddy ? What's pregnant ? What it mean ?" Tanya Michael lugu

Pertanyaan Michael itu membuat mereka semua tertawa geli.
"Mico, it mean, we will get a new family member." Terang Mark dengan penuh senyum.
"Ow... How ?" Tanyanya lagi
"Heh ?? Mico, you will know it later." Tawa Mark.


TO BE CONTINUED

Jumat, 13 Juli 2012

New and Lost in The same time ~ Part 1


Matahari bersinar terang di kediaman keluarga Feehily.
Sinar mentari remang-remang menembus Gorden jendela kamar pasangan Feehily.
Bella Janes Feehily, tertidur dalam pelukan suaminya, Mark Feehily, yang tampan.
Seperti biasa, Mark baru saja pulang dari World Tour yang menguras tenaganya.
Dan seperti biasa juga, yang bangun lebih awal dari semua anggota keluarga Feehily, pastilah Bella sendiri.
Bella, membuka matanya secara perlahan, ia tertidur dalam pelukan suaminya yang hangat.
Dari dekat, Bella memandang wajah tidak berdosa Mark yang sedang tertidur pulas.
Ia mengecup tipis bibir Mark dan mulai mencari-cari pakaiannya yang terlempar entah kemana.
Mulai dari di atas ranjang hingga di lantai, dan akhirnya Bella menemukan pakaian lengkapnya kembali.
Saat ia memakai kembali pakaiannya, sakali lagi, Bella memandang wajah Mark dan tersenyum kecil.
Betapa bahagianya Bella, ia memiliki keluarga kecil yang harmonis.
Keluarga yang selalu diidam-idamkannya sejak kecil.
Bella pun bangkit dari ranjang dan berjalan ke kamar mandi.
ia membuka keran wastafel dan mencuci mukanya sekaligus menggosok giginya.
Saat Bella selesai mencuci muka dan menggosok gigi, ia melihat dirinya sendiri di cermin.
Tampak jelas dari raut mukanya ia sangat kelelahan.
Bella juga mendapati she's got some kiss mark in her neck.
Wajah yang lelah itu mensiratkan kebahagiaan juga.
Sambil membedaki her kiss mark agar tidak terlalu jelas terlihat.
Ia keluar dari kamar mandi dan turun ke bawah untuk menyiapkan sarapan.
Hari ini, Bella hanya menyiapkan Toast , lengkap dengan selai dan susu untuk anak-anak dan suaminya tercinta.
Saat ia selesai menyiapkan sarapan, baru saja ia ingin naik ke atas untuk membangunkan Angel dan Michael.
Ternyata mereka berdua telah berdiri di depan Dapur.
Angel sedang menggandeng tangan mungkil adiknya.
Mereka berdua sangat lucu sambil tersenyum kepada Bella.
"Selamat pagi Mommy." Sapa mereka berdua riang.
"Pagi, sweetheart." balasku sambil memeluk mereka dan mengecup pipi mereka.
"Ayo, kita sarapan, mommy," kata Michael lugu.
"Kalian sudah gosok gigi ?"
Melihat mereka berdua mengangguk dengan senyum lebar memamerkan gigi mereka yang bersih.
Bella tersenyum melihat tingkah mereka berdua dan mengajak mereka ke meja makan.
Saat ia membantu Michael naik ke atas kursinya, tiba-tiba Angel bertanya "Dimana, Daddy, Mom ?"
"Kamu tau kan, Angel. Daddy baru saja pulang dari World Tour. Daddy sangat lelah sayang, Biarkanlah Daddy tidur lebih lama ok ?" Jawab Bella sambil tersenyum
"Oh... Aku mengerti.." katanya sambil tersenyum seraya mengambil botol selai Strawberry favoritnya.
"Mommy..." Kata Michael manja
"Iya, sayang ?"
"Mico mau celai kacang di roti Mico." jawabnya lugu.
"Ini, mommy oleskan ya."
Setelah mengoles kan selai kacang di atas toast Michael. Bella pun melihat mereka makan dengan lahap.
"Mommy tidak makan ?" tanya Angel lagi
"Mommy nanti saja, bersama Daddy."
"Kapan Daddy bangun ?" tanya Michael yang sedang menikmati roti selai kacangnya.
"As Soon As Possible" Jawab Bella sambil tersenyum
Dengan imutnya, mulut Michael belepotan selai kacang.
Dengan penuh senyum, Bella mengambil sekotak tissue dari lemari penyimpanan dan membersihkan mulut Michael.
"Mommy, sini biar Angel saja yang bersiin." Kata Angel yang baru menelan habis potongan roti terakhirnya
Bella tersenyum bangga melihat Angel yang begitu sayangnya kepada Michael, biarpun Michael bukanlah adik kandungnya. Mereka berdua saling menyayangi dan melindungi satu sama lain.
Bella juga masih mengingat kejadian beberapa bulan yang lalu, Angel meminta Mark dan Bella untuk mengantarnya ke Pemakaman Umum. Tempat dimana Orang Tuanya di kebumikan.
Selama ini, Mark dan Bella menganggap, Angel telah melupakan kedua orang tuanya.
Tapi ternyata dugaan mereka berdua salah, Angel masih saja sayang dan ingat dengan kedua orang tuanya.
Dan saat Angel menghadap 2 batu nisan kedua orang tuanya, sebisa mungkin ia menahan tangis.
Tapi Mark, Bella berserta Michael mendekat dan memeluknya erat.
Membuatnya tidak dapat lagi menahan tangisnya.
Tak berapa lama, munculah sosok tinggi, dengan muka sangat kelelahan dan rambut acak-acakan masuk ke dalam Ruangan.
"Morning all !" Sapa Mark dengan senyum
"Morning, Daddy !" Balas Michael dan Angel bersamaan
Bella hanya tersenyum dan tetap duduk di tempat.
Dengan senyum menggoda, Mark berjalan ke belakang kursi Bella, memijit-mijit pundaknya dan membisikkan sesuatu di telinganya "You was great last night, Babe." Seraya mengecup lembut pipi Bella.
"You Too, Love" Balas Bella seraya mengecup tipis bibir Mark.
Saat Mark duduk di samping Bella, tangannya merangkul pundak Bella dan mengecup bibirnya beberapa kali.
Sangat asyiknya mereka, mereka sampai-sampai lupa ada Michael dan Angel di sana.
Setelah mereka sadar, mereka pun memandang ke arah tempat duduk Michael dan Angel yang sudah kosong.
Lalu terdengarlah suara tawa mereka berdua di halaman belakang berserta suara gonggongan Saffy dan Edgar.
Bella pun memandang wajah Mark dan di balas oleh senyum nakal penuh godaan, "Shall We ?" Tanya Mark penuh senyum
"No.. Sorry, Love" Kata Bella seraya menepuk lembut pipi Mark.
Tanpak sedikit kekecewaan di wajah Mark, "Oh.. Common, Love. You have me all night long, last night." Kata Bella seraya mengecup pipi Mark.
"Alright, I understand." Jawab Mark dengan senyum.
Bella pun meletakkan piring berisi beberapa potong roti di hadapan Mark.
Dan mereka berdua sarapan bersama.
Saat mereka selesai makan, Mark pergi ke halaman belakang untuk melihat Angel dan Michael.
Sedangkan Bella mencuci piring.
Saat Bella baru saja selesai mencuci piring, ia melihat Mark bersandar di ambang pintu melihat kegirangan di wajah kedua anak kami.
Bella menghampiri Mark, dan melihat wajahnya semakin cerah dan tidak tampak lelah lagi.
Ketika Michael melihat mereka berdua berada di ambang pintu halaman.
Michael berlari kearah mereka dengan senyum lebarnya.
Setelah bercengkrama dan bercanda sebentar, tampak di wajah Angel dan Michael mereka sangat kelelahan.
Mark dan Bella pun menidurkan mereka di kamar masing-masing.
Setelah itu, mereka berdua turun ke bawah untuk menonton TV.
"Babe," Kata Mark seraya mengelus kepala Bella.
"Hmm ?" Jawab Bella yang sedang bersandar di dada Mark
"You know ? I just wondering about something."
"What is it ?" Tanya Bella ingin tahu
"Aku ingin mendapatkan anak lagi."
"WHAT ?!" Jerit Bella yang terkejut
"Yea, I really want to have a baby again." Jelas Mark sekali lagi dengan senyum
"But... But.. We Happy now, keluarga kecil yang bahagia." Kata Bella yang masih tidak percaya dengan apa yang di dengarnya.
"I Know, tapi aku benar-benar ingin memiliki anak lagi." Kata Mark dengan nada serius
"Love... Yang mengandung itu aku, yang melahirkan juga aku. It's so hurt you know. Dan kadang, melewati saat-saat seperti itu tanpa kehadiran mu itu sangat sulit. Bukannya Westlife sedang sibuk sekarang ? Love, forgive me." Kata Bella penuh penyesalan
"Aku mengerti, maaf jika aku benar-benar egois. Tidak memikirkan sampai disana. Sorry.."
"It's ok, Love." Kata Bella lembut dan mencium bibir Mark
~ 1 month Later ~
"Bella, Babe. You alright ? You look so pale." Tanya Mark khawatir
"Aku tak tau, aku merasa tidak enak. Sangat tidak enak." Ujar Bella lemas
Lalu, terdengar suara pintu yang dibuka, Angel yang mengandeng tangan Michael masuk dengan wajah khawatir.
"Mommy, you alright ?" Tanya Angel
"Mommy baik-baik saja, Angel. Hanya perlu istirahat." Jawab Bella dengan senyum, "Mark, Could you please bring the kids to their room ?" Tanya ku lemas
"Michael, Angel. Ayo kembali ke kamar kalian." Kata Mark seraya menggandeng tangan mereka berdua keluar kamar.
"Y Tuhan, apa yang terjadi padaku ? Aku mual dan pusing sekali." Kata Bella dalam hati
TO BE CONTINUED

Sabtu, 07 Juli 2012

Love ~ Part 6

"Mark,.. aku tidak bisa melanjutkan hubungan ini lagi. Kau telah sangat mengecewakan ku."
"Bella, aku minta maaf. Aku tidak bermaksud mengecewakan mu. Aku tidak ingin menyudahi hubungan kita ini."
"Tapi aku ingin menyudahinya, aku sudah tidak mencintaimu lagi. Aku mencintai orang lain yang lebih menyayangi ku dan tidak mengecewakan ku."
"Siapa orang itu ?"
"Nicky... Nicky Byrne"

"ARGHTT !!!!" Teriak Mark, ia yang terbangun dari tidurnya itu, berkeringat dingin dan kata "Nicky... Nicky Byrne.." itu masih berdengung di telinganya.

Kata terakhir yang disebutkan Bella dalam mimpinya membuatnya takut dan khawatir akan kehilangan kekasih hatinya.
Ia bangkit dari ranjangnya dan berjalan malas-malasan ke kamar mandi.
Ia berdiri di depan cermin besar kamar mandinya dan melihat dirinya yang pucat dan berkeringat dingin.
Mark membuka keran Wastafel, membasahi kedua tangannya dan mencuci mukanya.
"Mark Feehily ! Bangun ! Kamu tidak boleh menyerah ! Kamu tetap harus memperjuangkan Cinta kalian !" Katanya Tegas kepada dirinya yang di cermin.
Tak berapa lama, telepon rumahnya berbunyi.
Mark berjalan dengan lemas ke arah telepon yang terletak di samping tempat tidurnya itu.

"Halo.." Katanya lemas setelah mengangkat gagang telepon
"Mark ! Ada apa denganmu ?!" Ternyata itu Louis (Manager Westlife) yang menelepon
"Ada apa apanya ?" Tanyanya heran
"Sudah lihat majalah hari ini ?" Tanyanya tajam
"Ma-----..." Kata Mark yang tidak sanggup melanjutkan, karena di dalam otaknya terlintas tiba-tiba artikel majalah yang dilemparkan Bella tadi.
"Louis... Jika kau ingin menceramahi ku sekarang itu sudah terlambat. Bye" Kata Mark singkat, ia menutup teleponnya dan berganti pakaian. Ia sesegera mungkin pergi ke rumah sakit.

"Nicky, Terima kasih atas semuanya. Termasuk hadiah ulang tahun ini." Kata Bella ramah sambil tersenyum
"Kamu yakin ingin kembali ke apartemen mu ?" Tanya Nicky dengan wajah memelas
"Sangat yakin, sekali lagi, Terima Kasih, Nicky." Katanya sambil tersenyum dan memberikan pelukan terakhir untuk Nicky sebelum ia masuk ke dalam Taksi.

Nicky pun pasrah, ia melihat Bella masuk ke dalam taksi, melambai-lambaikan tangannya beberapa kali dan melihat taksinya melaju. Semakin jauh, jauh sampai Nicky tidak bisa melihatnya lagi.

"Tuan Feehily, kebetulan anda datang." Kata suster rumah sakit legah
"Memang kenapa ?" Tanya Mark binggung
"Nona Johnson dari tadi mencari anda dan tidak ingin meminum vitaminnya jika anda tidak datang." Jelas Suster itu buru-buru

Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, dengan marah Mark melangkah ke kamar pasien tempat Anna dirawat.
Baru saja Mark membuka pintu, tubuh Anna yang tadi ditutupi selimut, tiba-tiba ia menampakkan diri dengan wajah ceria.

"Mark !" Sapanya riang
Mark hanya menatapnya dingin dan bersandar di ambang pintu.
"Ada apa dengan mu ?" Tanyanya takut-takut
"Heh ! Ada apa denganku ?!" Dengus Mark "Jangan berbicara seolah-olah kita itu teman akrab atau teman lama !" Kata Mark dingin
"Aku......" Kata Anna takut-takut
"Lihat ! Gara-gara kamu ! Bella jadi marah !" Kata Mark dingin seraya melempar majalah yang diberikan Bella di atas pangkuan Anna.
"Aku...  Aku.. Aku.. Tidak bermaksud untuk itu..." Katanya menyesal
"Tidak bermaksud untuk itu ?! Kau Gila !" Kata Mark dingin dan keluar dari kamar.

Saat Mark keluar dari kamar Anna, disaat itu, Anna yang awalnya merasa bersalah dan menyesal tiba-tiba tertawa terbahak-bahak seperti orang gila yang kesurupan.

"Tuan Feehily ! Memang itu tujuanku ! Aku memang ingin menghancurkan hubungan mesra kalian berdua !" Katanya sinis sambil tertawa terbahak-bahak "Ini hanya permulaan, lihat saja nanti. Akan ku balaskan dendam 7 Tahun yang lalu." Katanya lagi.

TO BE CONTINUED

Love ~ Part 5

Nicky memeluk Bella semakin erat, Bella terus menangis dalam pelukannya.
"Nicky, kenapa ? Kenapa Mark begitu ? Apa aku salah padanya ? Siapa perempuan itu ?" Tanya Bella terus menerus.
"Jangan berpikir macam-macam dulu , Bella." Ungkap Nicky menghibur, "Aku yakin, Mark tidak seperti yang kau pikirkan." Kata Nicky lembut sambil terus memeluk erat Bella.
"Bagaimana jika itu benar ? Mark tidak mencintaiku lagi." Isak Bella semakin keras
Nicky tidak bisa berkata-kata lagi, ia hanya memeluk Bella semakin erat.

Lalu, terdengar bunyi bel dan gedoran pintu, "Nicky !.. Nicky ! Aku tau kau ada di dalam ! Nicky !" Teriak seorang lelaki yang suaranya tidak asing di telinga mereka berdua.
"Itu, Mark, Bella." Kata Nicky takut-takut dan melepas pelukannya, "kau ingin aku membukakan pintu ?" Tanyanya
"Biar aku saja yang membukanya." Kata Bella singkat, ia menghapus air matanya dan mengambil majalah tadi.

Bella memasang muka tegar dan  menarik nafas dalam-dalam.
Sebelum Bella, membuka pintunya, ia meletakkan majalah tadi di atas lemari sepatu.
Saat Bella membuka pintunya, muka Mark kembali cerah dan memeluknya erat, "Bella, ternyata kau baik-baik saja." kata Mark sambil terus memeluknya, tapi Mark merasa aneh, mengapa Bella tidak membalas pelukannya atau menjawab perkataanya, "Bella, ada apa denganmu ?" Mark melepas pelukannya dan memandang wajah Bella yang tanpa ekspresi. "Bella.. Ah.. Happy Birthday, Bee. Ini untukmu." Kata Mark cepat-cepat merogoh kantong jasnya dan mengeluarkan kotak kecil berwarna merah. "Ayo, buka." kata Mark dengan senyum.
Sebenarnya hati Bella sedikit luluh melihat kotak tersebut.
Secara perlahan, Bella membuka kotak tadi tanpa ekspresi, saat kotak itu terbuka sepenuhnya, wajah tanpa ekspresi tadi perlahan-lahan berubah menjadi wajah penuh ekspresi... Ekspresi marah dan kecewa.
"Mark...." Kata Bella dengan suara kecil.
"Kamu suka ?" Tanyanya Senang
"Mark...." katanya lagi dengan suara lebih kecil, "KAU PIKIR INI LUCU ? SEMALAM AKU MENUNGGUMU BERJAM-JAM DI RESTORAN ! TERUS MENUNGGUMU DENGAN SABAR TAPI APA ??! AKU MELIHATMU SEDANG BERMESRAAN DENGAN PEREMPUAN LAIN DI DALAM MOBIL !!" Teriak Bella seraya menahan tangis
"Apa ?!" tanya Mark terkejut "Bermesraan dengan perempuan lain ?" Tanyanya lagi
"MASIH MENYANGKAL ??! INI !!" Teriak Bella sambil melempar majalah tadi ke tangan Mark.
Dengan heran, Mark membuka halaman pertama, "Bella ! Kau percaya dengan berita picisan seperti ini ?" dengus Mark. "Berita Picisan ?? Mark ! Aku tidak buta ! Semalam aku melihat dengan Mata kepalaku sendiri ! kau berada di mobil bersama seorang perempuan dan kalian tampaknya saling mencintai ! Dan kamu mengelus-elus kepalanya untuk apa ?!" Tanya Bella sambil menangis
"Bella, aku bisa jelaskan" katanya seraya ingin menghapus air mata Bella , tapi tangan Mark ditangkis oleh Bella
"Jangan sentuh aku ! Lebih baik kau pergi dari sini ! Aku muak melihat muka mu !" Kata Bella sambil terus terisak, "Dan, terima kasih untuk lelucon ulang tahun ini." Katanya seraya memamerkan kotak kosong tadi dan melemparnya ke arah Mark.

Mark berjalan mundur beberapa langkah dan menyaksikan bantingan pintu di depannya.
Ia sungguh kaget dan tercenggang, ia melihat halaman pertama majalah tadi dan kotak kosong cincinnya secara bergantian.
Dengan tidak bersemangat, Mark kembali ke mobilnya dan menyetir kembali ke rumahnya.

Saat Bella membanting pintu itu, air matanya benar-benar mengalir sungguh deras, kakinya lemas, dan ia berlutut di lantai dan menangis meraung-raung.
Nicky berjalan keluar dari dapur dan mendapati Bella sedang menangis dengan sangat keras.
"Bella," katanya sedih dan memeluknya lagi
"Apa salah ku padanya, Nicky ? Mengapa ia begitu menyakiti perasaan ku ?" Isaknya dalam pundak Nicky
"Kau tidak salah apa-apa, Bella. Yang patut disalahkan itu Mark. Kamu benar-benar tidak bersalah. Percaya itu !"

Sesampainya di rumah, Mark langsung mandi.
Saat ia masuk ke dalam Bathtub, Mark berusaha untuk menenggelamkan diri namun selalu gagal.
Mark sungguh depresi dan frustasi, pikirannya di penuhi penyesalan yang amat sangat menolong Michelle.
"Andai kan saja aku tidak menolongnya !"
Saat Mark keluar dari kamar mandi dan tiduran di tempat tidurnya sambil membuka TV.
Di tayangkan Westlife menyanyikan lagu "What Becomes of The Broken Hearted" di salah satu acara TV

"As I walk this land, of broken dreams. I have vision of many things. But happiness is just an illusion, Feel with sadness and confusion. What becomes of the broken hearted. Who have love that's now departed. I know I've got to fight. Some kind of peace of mind. Maybe..."

"Ahh...!!! Bullshit !!!" katanya frustasi, seraya menutup TV dan melemparkan remote TVnya ke layar TV.
Remote yang di lemparnya tadi jatuh ke lantai dengan baterainya keluar dari tempatnya.
Tapi ia tetap tidak peduli dan berusaha tidur dengan menimpa kepalanya dengan bantal.

"Suster ! Dimana Mark Feehily ?!" Tanyanya manja
"Tuan Feehily tidak ada disini, Nona Johnson." Kata Susternya sabar
"Aku ingin dia disini ! Sekarang juga !" perintahnya singkat dan menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.

TO BE CONTINUED

Love ~ Part 4

Bella membuka kotak yang diberikan oleh Nicky.
Bella sungguh tercenggang melihat isi kotak itu, "Nicky, are you sure ? You give me this as my Birthday Gift ?" Tanyanya sambil terisak. "Yup," jawabnya senang "Ada yang salah ?" tanyanya lugu. "I... I.. Just.. it's.... Forget it.. and thank you for everything" Kata Bella sambil tersenyum. "Bella yang ku kenal lebih cantik saat tersenyum." Kata Nicky sambil mengacak-acak rambut Bella. Bella hanya tersenyum dan melihat cincin berlian yang berada di dalam kotak. "Ayo.. Pakai cincin itu.." Kata Nicky semangat seraya mengambil cincin itu dan memasangnya di jari manis Bella.

"Lihatlah betapa indahnya cincin ini di jarimu. sekali lagi, Happy Birthday best Wishes for ya." Kata Nicky lembut, mencium tipis bibir Bella dan memeluknya. Tampak jelas keterkejutan Bella menerima ciuman dari Nicky tadi. Tapi ia merasa tenang dan bahagia, Jadi Bella pun hanya bisa membalas pelukkan Nicky.

"Ayo Kita sarapan." Kata Nicky seraya melepas pelukkanya dan menarik tangan Bella dengan lembut.
Bella dan Nicky pun turun ke bawah untuk sarapan, di meja tersaji toast, scramble egg dan susu.
"Kamu yang memasak semua ini ?" Tanya Bella heran
"Yup.. Ada yang salah ?" Tanyanya dengan senyum manis
"Tidak," Katanya sambil tersenyum dan duduk di kursi
"Ayo, makan." Ajak Nicky yang sudah memegang pisau dan garpu

Saat itu lah, Bella baru sadar dengan tangan Nicky yang luka,

"Nicky ! Tanganmu kenapa ?" Tanyanya panik seraya menggapai tangan Nicky yang terbalut
"Hanya luka kecil, sudah tidak apa-apa." Kata Nicky buru-buru menarik tangannya
"Apa itu karena kamu menolong ku semalam ?" Tanya Bella muram
"Bukan, tenang saja ini bukan karena kamu, Bella." Kata Nicky menenangkan Bella
"Jadi ? Luka apa itu ?"
"Em.." kata Nicky mencari-cari alasan yang tepat, "Semalam aku memecahkan gelas, jadi tanganku terluka" Katanya sambil tersenyum
"Benar ?"
"Iya.. Ayo makan"

Mark yang semalaman tidur di mobil terbangun pukul 9, ia langsung masuk ke apartemen Bella dan bertanya ke petugas di bagian Informasi, ternyata semalaman Bella tidak pulang.
Mark yang sudah semakin khawatir secepat mungkin pergi ke kantor Louis.
Mark disana meminta Louis untuk mengurus semua masalah kartu kreditnya dan meminta sedikit uang dan handphone baru.
Mark kembali masuk ke mobilnya dan menyetir ke Restoran Prancis tempat mereka janjian semalam, sambil menyetir Mark mencoba menelepon Bella mulau dari Handphone sampai telepon Apartemennya. Tapi semua hasilnya sama, tidak di angkat.

Sesampainya di depan Restoran Prancis itu, Mark masuk ke dalam "Ada yang bisa kami bantu, Tuan ?" Tanya pegawai ramah, "Iya, aku ingin tau. Semalam pembookingan tempat disini atas nama Mark Feehily. Semalam ada perempuan yang datang ?" Tanya Mark khawatir, "Maaf, Tuan. Kami tidak bisa memberitahukan kepada anda, kecuali anda adalah Mark Feehily.". "Saya Mark Feehily, kebetulan semalam saya kecopetan jadi kartu identitas saya hilang. Anda bisa mencocokkan tanda tangan saya." Kata Mark buru-buru dan menandatangani secarik kertas dan memberikannya kepada pegawai tersebut.

Setelah di cocokkan pegawai itu berkata "Semalam Nona Bella Janes datang, dan menunggu kedatangan anda, Tuan. Entah kenapa tiba-tiba ia memesan 3 botol minuman beralkohol yang keras.". "APA ?!" Kata Mark terkejut, "Apakah dia baik-baik saja ?" Tanya Mark yang masih shock. "Tidak, Nona Bella Janes mabuk berat. Tapi untung saja ada seorang lelaki yang datang membawanya.". "Lelaki ? Siapa itu ? Bagaimana ciri-cirinya ?" Tanya Mark heran. "Aku tidak tau siapa, tapi semalam lelaki itu memakai jaket kulit berwarna hitam, rambutnya pirang, tingginya kira-kira sampai kuping anda, dan telinganya bertindik." Kata pegawai itu sambil mengingat-ingat ciri-ciri Nicky semalam.
Mark teringat dengan Nicky ! Lalu tanpa berbasa-basi atau pun terima kasih, Mark langsung menancap gas ke rumah Nicky.

Bella dan Nicky yang sedang sarapan, mendengar bunyi bel, "Sepertinya itu pangantar majalahku, Bella. bisa tolong ambilkan ?" Tanya Nick yang baru saja ingin mencuci piring. "Iya, baiklah." Kata Bella seraya beranjak dari kursinya dan pergi ke pintu depan. Beberapa saat kemudia, ia kembali membawa sebuah majalah dengan cover Westlife, "Wah, kalian jadi cover lagi. Ku buka ya." kataku takjub "Buka saja." Kata Nicky yang sedang sibuk mencuci.
Baru saja, Bella membuka lembaran pertama majalah tersebut, melihat judul artikel dan foto artikel tersebut, membuat tangannya gemetaran dan menjatuhkan majalah yang tadi berada di tangannya.
Nicky memandang heran Bella yang menjatuhkan Majalah tadi, ia memungutnya dan membaca halaman pertama majalah itu, dan memeluk Bella untuk menenangkannya.

TO BE CONTINUED

Love ~ Part 3

Semakin dekat...... Semakin dekat...... Semakin dekat lagi ......... Dan.......
Nicky melompat menjauh dari Bella dan berjalan ke kamar mandi, menguncinya dan melempar apa pun yang bisa di lemparnya.
Nicky sangat frustasi dan gila, apa pun itu, asalkan bisa di banting dan di lempar, sudah tergeletak di lantai.
Ia datang memandang dirinya di cermin, "Nicky.. Nicky.. Kau tidak boleh bertindak bodoh ! Bella masih berpacaran dengan Mark ! Kau benar-benar bodoh ! Ingin menciumnya ! BODOH !" Teriak Nicky di kamar mandi dan meninju cermin hingga pecah.
Tangannya berlumuran darah, kacanya pecah, semua barang berserakkan di lantai, ada yang retak sampai terbelah.
Nicky duduk diatas kloset dengan wajah frustasi dan tangan yang luka.
Ia menacak-acak rambutnya sendiri seperti orang gila dan menjerit-jerit seperti orang gila.

Mark yang dari tadi menemani Anna, memandangnya yang sedang tertidur.
Muncul lah rasa sesal darinya, karena telah menolong Anna.
"Mengapa perempuan ini sangat merepotkan ku !!!!!!!!" Jerit Mark dalam hati sambil menahan amarah.
Jam sudah menunjukkan jam 12 malam. Hari sudah larut dan Mark sudah sangat lelah dan frustasi. ia meninggalkan Anna sendiri di rumah sakit itu.

"Tuan Feehily, anda akan meninggalkan Nona Johnson disini ?" Tanya perawat binggung
"Iya, berikan apa yang dia perlukan. Semua tagihan biar aku yang bayar. Selamat Malam" Kata Mark singkat .

Mark pun naik ke mobilnya dan pulang kerumahnya,
Saat Mark sampai dirumah, ia melihat ada sesuatu di depan pintu rumahnya. Sebenarnya ia berniat untuk membuangnya tapi, entah kenapa terlintas dalam benaknya untuk membuka isi kotak itu. Saat Mark membuka isinya, tangannya gemetaran semua organ tubuhnya serasa berubah menjadi es. Secepat mungkin ia berlari ke dalam mobilnya membawa kotak tadi.
Dengan cepat, Mark menancap gas dan pergi ke Apartemen Bella.

Sesampainya disana, Mark berlari secepat mungkin ke Lift dan menekan tombol nomor 5.
Lift naik keatas dengan lambat tapi pasti, angka di monitor terus berubah dari 1 , 2 , 3 , 4 dan 5. Pintu pun terbuka dan Mark berlari keluar, sampai di depan pintu bernomor 510 (tempat tinggal Bella), Mark menekan Bel dan mengetuk pintunya sambil memanggil nama Bella. Selama 5 menit ia melakukan hal yang sama, ketukkannya pun pelan-pelan berubah menjadi gedoran. Panggilannya pun pelan-pelan berubah menjadi teriakkan. 30 menit berlalu, Mark tetap saja menekan tombol Bel, berteriak dan mengedor pintu. Tetap saja tidak ada yang keluar. Mark pun menyerah dan berjalan dengan lambat dan tidak bersemangat, sekarang dipikirannya bertanya - tanya dimana Bella berada, membuatnya risau. "Telepon dijambret, Dompet di jambret SIAL !  HARI PALING SIAL !!!" Teriak Mark dan menendang jatuh tempat sampah kosong. Mark masuk ke dalam mobilnya seraya menunggu kembalinya Bella. Mobil Mark yang terparkir tepat di depan pintu masuk Apartemen Bella, memudahkannya untuk melihat orang yang lalu lalang. Mark tetap menunggu.. menunggu.. dan menunggu.. sampai ia tertidur dalam mobilnya.

- ESOKNYA -

Bella terbangun, kepalanya berat sekali. Sehingga ia susah untuk bangun. Saat Bella akhirnya berhasil bangun dan terduduk di atas ranjang, ia melihat sekeliling "Ini bukanlah Apartemen ku atau Rumah Mark. Aku dimana ?" tanyanya dalam hati.

Lalu terdengar langkahan kaki dari luar kamar, "Bella ! Sudah sadar rupanya. Ah.. Aku Lupa, Happy Birthday," kata Nicky sambil tersenyum, "How are ya today ?" tanya Nicky lembut dengan senyum manis. Bella merasa sedih dan kecewa. Ia sedih karena Mark benar-benar melupakannya dan ia kecewa karena Nicky lah yang berada di sampingnya, bukan Mark tapi Nicky. Bella pun mulai menangis tersedu-sedu. "Hey..Hey..Hey.. What happen, Girl ? Don't cry, it's your Birthday Today." kata Nicky panik seraya meluk Bella.

Bella terus menangis dalam pelukkan Nicky.
Nicky yang sangat mencintai Bella pun memeluknya semakin erat.
"Cheer Up ! Ok ? Here, I have something for ya." kata Nicky seraya melepas pelukannya dan memberikan sebuah kotak kecil berwarna merah.

TO BE CONTINUED

Love ~ Part 2

- Beberapa Jam yang lalu -

Mark sedang dalam perjalanan ke Restoran.
Tapi dalam perjalanan, Mark melihat seorang perempuan yang sedang kecopetan.
Perempuan itu berusaha untuk mempertahankan tas yang sedang ditarik oleh 2 orang lelaki.
Mark membunyikan klakson mobilnya beberapa kali, turun dari mobilnya dan memberikan pukulan keras kemuka salah satu lelaki itu.

Lelaki yang lain sudah lari entah kemana meninggalkan temannya yang telah dipukul tumbang oleh Mark. "Nona, anda baik-baik saja ?" Kata Mark hati-hati, perempuan itu tidak dapat bersuara, mukanya pucat. "Ayo, nona. Saya antarkan ke rumah sakit."

Tapi tiba-tiba pencopet yang tadi terkapar di jalan, bangun dan mengacungkan pisau ke arah Mark.

"Berikan Handphone dan dompetmu!" kata pencopet itu garang.
Dengan berat hati, Mark memberikan Handphone dan dompetnya.
Pencopet itu pun pergi, dengan hati-hati dan lembut, Mark menuntun perempuan itu naik ke dalam mobilnya. Mark berniat untuk mengantarkan perempuan itu ke rumah sakit, yang kebetulan melewati Restoran Prancis tempat Mark dan Bella janjian.

Sebenarnya Mark ingat janji mereka dan ingin mampir sebentar, tapi perempuan tadi tiba-tiba menangis. Mark pun mengelus-elus kepalanya untuk menenangkannya.
Mark yang panik pun dengan sekejab melupakan Bella.
Dan tancap gas menuju Rumah Sakit.

Sesampainya di Rumah Sakit, perempuan itu di periksa keadaan fisiknya.
Mark menunggu dengan panik di luar.
Ia takut perempuan itu kenapa-kenapa.
Tiba-tiba munculah rasa menyesal menolong perempuan tadi.
Mark takut ada kabar yang enggak-enggak beredar dengan kejadian tadi. "Tuan Feehily, maaf menggangu sebentar. Tapi perempuan tadi belum mau bicara, bisakah kami minta kerja samanya ?"kata seorang perawat ramah "APA ??!" teriak Mark, Mark menarik nafas dalam-dalam, "Baiklah.". Mark masuk ke dalam tempat perempuan tadi beristirahat. Dengan senyum yang dipaksakan, tapi tetap saja manis. Mark bertanya dengan lembut "Nona, siapa namamu ?". Dengan ragu, perempuan itu menjawab " Anna, Anna Johnson.". "Anna, namaku Mark Feehily," kata Mark bosan tapi dengan nada suara yang tidak terdengar bosan, "Kamu baik-baik saja ? Jangan takut ya, tidak ada yang bisa menyakiti mu disini. Aku tinggal sebentar ya." kata Mark seraya melepas jas dan menaruhnya disebelah Anna. Mark keluar ruangan untuk menelepon Bella.

Anna yang ditinggal sendiri, menyibukkan diri memegang-megang jas Mark.
Ia merasakan ada sesuatu di dalam jasnya.
Anna pun mengeluarkan kotak merah kecil dan membuka isinya. "Wow !!" katanya dan memasangnya dijari manisnya.
Cincin yang bertatahkan Blue Sapphire itu nampak indah di jarinya.
Tiba-tiba saja Anna menyimpan cincin itu di tasnya dan menaruh kotak kosong tadi kembali ke kantong dalam jas Mark.

Mark yang sedang berusaha menelepon ke handphone Bella menggunakan telepon yang ada di bagian informasi.
Tapi tidak diangkat, karena handphone Bella tertinggal di rumah.
Setelah mencoba sebanyak 10 kali, akhirnya Mark pun menyerah dan kembali ke ruangan tempat Anna di rawat.

Di lain sisi, Bella yang sedang tertidur dalam mobil Nicky menggigaukan nama Mark dalam tidurnya.
Nicky mengelus dengan sayang pipinya yang memerah akibat mabuk. "Bella, apakah kamu sebegitu cintanya dengan Mark yang telah melukai mu itu ?" Kata Nicky seraya mengelus pipinya.
Nicky teringat dengan kue ini, ia langsung tancap gas menuju rumah Mark.

Mobil Nicky berhenti tepat di depan rumah Mark, Nicky turun dari mobilnya dengan membawa kotak berisi kue tadi dan meletakkannya di depan pintu rumah Mark.

Ia kembali masuk ke dalam mobilnya dan membawa Bella ke rumahnya.
Saat Nicky sampai di rumahnya, ia menggendong Bella keluar dari mobil ala Bridal.
Dengan hati-hati, Nicky menempatkan Bella di Ranjang, dan menyelimutinya.
Nicky keluar dari kamarnya dan kembali membawa baskom yang berisi air dan kain.
Nicky mencelupkan kain itu ke dalam baskom, memerasnya dan di letakkan di atas kening Bella. "Mark..." gigau Bella lemah, "Mark, aku mencintai mu.. Aku menyayangi mu setulus hatiku. Tapi mengapa.." gigau Bella lemah dan meneteskan air mata.

"Bella, kenapa kamu harus menangis untuk orang seperi Mark ? Apa yang membuatmu lebih memilih Mark dari pada aku ? Apa kurangnya aku ?!!!" Teriak Nicky seraya menendang jatuh kursi didekatnya. Bella yang mabuk mengeluarkan suara terkejut dalam tidurnya yang membuat Nicky sadar. "Maafkan aku, Bella. Aku tidak bermaksud marah padamu." Kata Nicky seraya memegang tangan Bella semakin erat.

Wajah Nicky yang dekat dengan wajah Bella, memandang penuh arti wajah cantik Bella yang tidak sadarkan diri, bibirnya yang indah, hidungnya yang mancung, bulu matanya yang lentik membut Nicky seperti terhipnotis.

Nicky mendekatkan mukanya ke muka Bella. Atau lebih tepatnya mendekatkan bibirnya ke bibir Bella. Semakin dekat... Semakin dekat... Semakin dekat lagi... Dan..................

TO BE CONTINUED

Love ~ Part 1

Hari ini, Bella bangun pagi, dia tidak bisa tidur lebih lama lagi.
Tidak sabar untuk merayakan 6 Tahun kebersamaannya dengan Mark malam ini.
Di sebuah Restoran Prancis favorit mereka berdua.
Bella masih mengingat kejadian 6 Tahun yang lalu, tepat sehari sebelum ulang tahunnya yang ke 19.

"Malam itu, Mark dan Bella sedang berada di sebuah Bar yang sering mereka kunjungi bersama. Kejadian itu berlangsung cepat dan romantis. Mark yang masih berumur 20 tahun saat itu, menyanyikan sebuah lagu yang berjudul "Beautiful In White" di Bar itu. Mark menyanyi dengan sangat baik dan penuh penjiwaan. Saat Mark selesai menyanyikan lagu itu, Mark  mengundang Bella untuk naik ke atas panggung. Kala itu, Bella yang masih menganggap Mark sebagai sahabat karibnya itu naik ke atas panggung tanpa adanya paksaan. Tanpa malu-malu, Mark yang sedang memegang tangan Bella. Tiba-tiba menariknya, agar semakin dekat ke pelukannya. Pelukan penuh perasaan yang Mark berikan ke Bella berubah menjadi ciuman penuh cinta di Bibir Bella. Bella yang terkejut tidak mampu bergerak, bernafas maupun memejamkan matanya. Terdengar suara siulan dan tepuk tangan pengunjung Bar itu. Mark semakin menikmati ciuman itu dan membuat Bella tenang. Bella akhirnya tidak ragu, ia memejamkan matanya dan menikmati ciuman dari Mark dan membalasnya. Saat pelukan dan ciuman mereka berakhir, terlihat jelas warna muka Mark yang merona merah dan tersenyum malu."

Mulai dari saat itulah, mereka berdua semakin dekat.
 Mereka pasangan yang tidak membutuhkan ucapan sebagai sebuah tanda, melainkan tindakkan yang membuat mereka tetap saling mencintai satu sama lain.
Bella yang pagi itu bangun pagi, tidak tahu harus berbuat apa.
Tanpa bepikir panjang, ia meraih gagang telepon yang berada di sebelah tempat tidurnya dan menekan nomor telepon Sang Kekasih yang telah di hafalnya luar kepala.

"Halo," kata Bella gugup "Marky, kamu sudah bangun ?"
"Iya, Bee. Aku sudah bangun sejam yang lalu." jawab Mark lembut
"Masih ingat kan janji kita malam ini ?" Tanyanya sambil memain-mainkan kabel telepon
"Tentu saja aku ingat, Bee. Mana mungkin aku melupakan hari sepenting itu." Tawanya
"Bagus lah. Aku hanya mengingatkan. Jangan lupa sarapan ya, Marky. Love you." Kata Bella sambil tersenyum-senyum
"You Too, Bee. See you soon." Kata Mark mengakhiri percakapan singkat mereka.

Setelah sarapan, masih tersisa waktu 12 jam sebelum acara mereka di mulai.
Bella yang masih binggung bagaimana caranya untuk menghabiskan waktu 12 jam itu langsung teringat dengan Rainbow Cake kesukaan Mark.
 Dengan sigap, ia langsung meluncur ke dapur, memakai celemek dan menyiapkan bahan-bahan Rainbow Cake yang sedikit merepotkan.
 Setelah 3 jam yang melelahkan, akhirnya Rainbow Cake selesai di panggang.
Tapi itu belum selesai, Bella ingin memberikan hiasan dan tulisan di atas kue itu.
Sekitar 30 menit, Bella menunggu agar Cakenya dingin.
 Dan siap di hias, menggunakan white cream, Bella melapisi semua permukaan cake dan mengukir kata
' Happy 6 years Anniversary Bella & Mark ' di atasnya.
Akhirnya kue yang dipersembahkan spesial untuk sang kekasih jadi juga, Bella menyimpannya di lemari es dan pergi ke salon.

Di lain sisi, Mark tengah sibuk memilih hadiah yang cocok untuk Bella di sebuah Mall.
 ia Binggung memilih antara beberapa cincin yang di pajang di etalase toko permata.
1 diantara cincin itu berwarna perak dan bertatahkan berlian yang anggun.
Cincin yg lain berwarna perak juga, tapi bertatahkan batu permata yang lain dengan model yang lebih menarik.
Terlihat jelas di raut mukanya, ia tengah berpikir keras untuk membeli cincin yang cocok untuk Bella.
Lalu ia teringat dengan warna favorit Bella, biru. Mark mendapatkan ide dan buru-buru masuk ke dalam toko permata.
Setelah 1 jam, Mark keluar dari toko itu dengan memegang erat kotak kecil berwarna merah yang berisikan cincin indah bertatahkan Blue Sapphire.
Dalam hati tergiang muka dan ekspresi Bella yang tengah di pikirkannya

.

Akhirnya jam menunjukkan pukul 6 sore, Bella yang tengah berdandan secantik mungkin di rumahnya.
Bella pun berangkat ke Restoran menggunakan Taksi.
 Ia tanpak cantik dengan gaun selutut yang berwarna biru es yang elegan, rambutnya disanggul dengan anggun di belakang kepalanya.
Tak lupa ia membawa kue Yang dibuatnya pagi tadi.
Perjalanan dari Rumah ke Restoran Prancis itu memakan waktu 30 menit.
Saat Bella sampai di Restoran itu ternyata belum jam 7.
Sepertinya ia datang terlalu awal dan belum mendapati kehadiran Sang Pangeran Pujaan hati.
Ia pun masuk ke dalam Restoran dan duduk sambil menunggu Mark.

Mark yang tampil keren dengan kemeja putih dengan jas dan celana kain yang berwarna abu-abu kilat. Dengan sepatu hitam yang baru di semir.
Rambutnya dibuat sekeren mungkin dan alhasil menghabiskan banyak Jel pengeras rambut.
Dan tak lupa ia menbawa kotak berwarna merah tadi dan meletakannya di saku dalam jasnya.
Dengan penuh percaya diri, Mark masuk ke dalam Mobil Range Rovers hitam.
Dan berangkat ke Restoran.
Bella yang malang telah menunggu selama 2 jam dan sialnya ia lupa membawa ponsel.
Badai amarah tengah berkecamuk dalam hatinya.
Pikirannya gundah memikirkan dimana Mark sekarang, 2 jam itu sepertinya sudah sangat keterlaluan. Pelayan dan tamu-tamu restoran itu memandangnya heran.
Bella yang tadi telah memesan segelas vodka memesan 1 lagi.

3 jam, Bella menunggu ia sudah sangat kecewa dan marah. Parahnya lagi, saat ia memandang jalan, semua mobil berhenti karena lampu merah sedang menyala.
Ia melihat mobil Mark.
Ternyata Mark tidak sendiri, ia bersama perempuan lain di dalam mobilnya.
Terlihat jelas perempuan itu memandang Mark penuh arti.
Mark tampak mengelus-elus kepala perempuan itu.
Mobil Mark pergi dan pergi entah kemana bersama gadis itu.
Hati Bella sungguh sakit.
3 jam ia menunggu bagai orang gila di Restoran itu dan pada akhirnya ia melihat sendiri pacarnya tengah bermesraan dengan perempuan lain?

Hatinya serasa hancur berkeping-keping, " Pelayan !" panggil Bella menahan amarah, "Ada yang bisa saya bantu, nona?" kata pelayan itu ramah, "Aku ingin memesan minuman beralkohol yang paling berat!". "Baik segera kami sediakan, nona". Setelah menunggu beberapa saat, akhirnya pelayan tadi datang membawa sebotol minuman beralkohol di atas nampannya. "aku minta 2 botol lagi." kataku putus asa, "Anda yakin, nona ? Minuman ini sangat keras." tanya pelayan itu khawatir. "Sudah! Ambil kan saja." perintahku penuh emosi. Aku menuangkan minuman itu ke gelas dan mengabiskannya dengan sekali teguk. Pelayan itu datang lagi membawa 2 botol yang lain. Muka Bella telah memerah, akibat alkohol tadi. Tapi ia tidak peduli, ia tetap meminum alkohol tadi tanpa memedulikan sekitar yang tengah membicarakannya. 1 botol yang tadi sudah habis, Bella melanjutkan minum dengan botol-botol yang lain.

Untung saja, saat itu. Sahabat kecilnya, Nicky Byrne yang juga teman satu band Mark, sedang mengunjungi Restoran itu untuk makan malam, sendirian.

Ia mendapati hadirnya Bella di restoran itu yang tengah mabuk berat. "Bella.." sapa Nicky hati-hati. "Heh..?? Kamu siapa?" Kata Bella tidak peduli dan melanjutkan minumnya. "Bella, ini aku, Nicky. Nicky Byrne," katanya khawatir " Sudah, jangan minum lagi." kata Nicky seraya merebut gelas Bella.

Bella yang mabuk, mengambil botol minuman tadi dan minum langsung dari botolnya. "Kubilang Sudah Jangan Minum Lagi !" Kata Nicky tegas yang akhirnya menyadarkan Bella.

Bella yang menyadari kedatangan Nicky sontak memeluknya dan menangis di dalam pelukkannya. "Nicky.... Nicky..." isak Bella. "Aku disini ,Bella. Ada apa? Ayo ceritakan padaku." kata Nicky lembut sambil mengelus-elus kepalanya. Akhirnya Bella menceritakan semuanya kepada Nicky.

 Mulai dari janji mereka pagi tadi hingga dia yang melihat langsung kemesraan diantara Mark dan perempuan yang tidak dikenalnya.

Hatinya sungguh hancur, Nicky mendengarkan seksama dan iba.Bella yang tadi mabuk berat, akhirnya tertidur di Restoran itu. Nicky membawanya masuk ke dalam mobilnya.

Baru saja Nicky menghidupkan mesin mobilnya, pelayan restoran itu keluar membawa sebuah kotak putih yang tadi dibawa oleh Bella. Saat Nicky membuka kotak itu, ternyata kotak itu berisi kue yang bertuliskan. "Happy 6 Anniversary Bella & Mark". Nicky memandang wajah Bella yang tengah tertidur pulas, Nicky mengelus kepalanya "Andai saja aku bisa lebih cepat menyatakan perasaan ini kepadamu, Bella. Sebelum Mark. Aku berjanji akan melindungi mu. Aku tidak ingin membuat mu menangis memikirkan lelaki yang telah melukai mu, Bella." Kata Nicky penuh perasaan

TO BE CONTINUED