“Mark, bangun.”
“eemm….” Gumam lelaki
itu tak jelas
“Feehily bangun
!!” Teriak lelaki itu keras sampai-sampai langit-langit ruangan itu seperti ingin runtuh.
Tapi
usahanya sia-sia, lelaki yang bernama Mark itu tetap saja tertidur lelap.
“Kau ingin bangun
atau kubakar perpustakaan mu, hum ?” ancam lelaki itu seraya mengacungkan jari
telunjuknya yang mengeluarkan api.
“Cocok untuk BBQ,
kawan lama.” Jawab lelaki tadi dengan mata tertutup.
“Sudah 6 tahun
sejak kejadian itu ? Kenapa kamu masih bersembunyi ? Bahkan Earl John saja
sudah meninggal.” Tanyanya seraya menyalakan lampu perpustakaan itu dengan 1
lambaian tangan di udara.
“Jangan buka
lampunya !!!” Teriak Mark histeris
“Bodoh ! Sampai
kapan kamu ingin jadi tikus got yang tidur di atas tumpukkan kertas, hum ?
Lupakah kamu dengan kesuksesan kita sebelum si bajingan Earl John itu memfitnah
kita ? Sekarang bajingan itu sudah meninggal, harusnya kita kembali bersinar seperti
dulu !” Ujarnya tanpa memedulikan Mark yang sedang berusaha menyesuaikan
matanya dengan cahaya lampu yang terang karena ia sudah terbiasa dengan
kegelapan.
“Bodoh.. Aku
lebih suka berdiam disini dari pada mengerjakan pekerjaan kita yang dulu. Aku
lebih suka menjadi tikus got yang tinggal disini titik !” Jawabnya jengkel
seraya duduk bersila ditumpukkan kertas tadi.
“Kau hancur !
Lihatlah aku, setelah aku melarikan diri ke Amerika, aku tetap berusaha dan
bekerja.” Katanya bangga seraya mengambil kursi yang ada disudut ruangan hanya
dengan 1 gengaman tangan di udara.
“Itu kamu, bukan
aku. Tak ingatkah kamu tentang perlakuan Earl John dengan anak isteri ku ?!”
Tanya Mark penuh emosi
“Aku tahu ! Tapi
itu sudah 6 tahun yang lalu ! Anak dan Isterimu akan sangat kecewa denganmu !
Mereka mengkorbankan hidup mereka untuk mu ! Tapi kau malah menyia-nyiakannya !”
Pintanya keras
“Jangan pernah
kamu menghinaku dengan mengikut sertakan mereka !” Ujar Mark penuh emosi.
“Jadi apa mau mu
sekarang ?” Tanyanya lagi.
“……..”
“Diam ? Kembali
menjadi tikus got yang tidur diatas tumpukkan kertas ? Bersembunyi dalam
kegelapan dan mengecewakan anak isterimu ?”
“Cukup !! Lupakah
kamu kalau Earl John menyiksa tunangan mu didepan mata mu saat itu ?!”
“Mark ! Itu sudah
6 tahun yang lalu ! Ini ! bekas luka di pipiku ini tidak bisa hilang ! Sama
seperti rasa sakit di hati ku! Aku beruntung bisa bebas dari kutukan itu yang
hanya meninggalkan bekas luka ini ! Dan aku beruntung masih hidup untuk
membalaskan dendam Jodi ! Rasa sakit melihat Jodi disiksa olehnya di depan
mataku itu benar-benar membuatku marah ! Tapi apa boleh dikata, Mark. Itu sudah
takdir ! Semua itu sudah direncanakan !” Katanya berusaha menahan emosi
“Takdir ? Takdir
? chiiii !” dengus Mark “Semuanya hanyalah omong kosong bagiku !”
“Terserah padamu
! Pokoknya hari ini jam 12 malam, ku tunggu di depan stasiun.” Ia pun bangkit
dari duduknya dan berjalan ke arah pintu.
“Key… Maafkan
aku, aku tidak bermaksud untuk mengingatkanmu pada Jodi. Maaf…” Mark
menundukkan kepalanya.
Kian membalikkan tubuhnya dan
memandang kawan lamanya ini, tersenyum kecil dan mengangguk.
“Maafkan
kata-kata ku tadi juga ya, Mark. Aku tahu, kamu sangat sayang dengan Adeline
dan Dephne.”
Mark mengangkat kepalanya,
mengangguk dan tersenyum pada Kian. Kian pun pamit dan keluar dari rumah itu.
TO BE CONTINUED
Ohhh... 'k' itu kiann.., Ok! Lanjut..!😁😉☺
BalasHapus