Kali ini, Mark muncul di
perpustakaannya, ia melepas mantel dan topinya, mengeluarkan pisau lipatnya dan
pistol kaliber 9mm miliknya diatas meja. Memori tajam milik Mark menangkap
perubahan kecil dari mejanya. Untuk orang awam, perubahan kecil ini pasti tidak
akan disadari, tapi Mark yang memiliki kecakapan lain selain bisa menjelajahi
waktu. Ia memiliki memori yang sangat tajam, oleh karena itu lah, ia masih
mengalami trauma itu. Detik-detik gambaran kematian kedua malaikatnya masih
saja teringat jelas olehnya.
Laci-laci yang dibukanya tadi,
berubah posisi sedikit. Laci sebelah kanan paling atas bergeser 2cm kedalam,
laci paling bawah sebelah kiri bergeser 3cm ke luar. Dan 2 laci lainnya
bergeser 2,5cm ke luar. Ia mengambil Pistol kaliber 9mm-nya dan pisau lipatnya yang
ia letakkan di atas meja. Dengan hati-hati dan tidak bersuara, ia menjelajahi seluk
beluk perpustakaannya, jelas-jelas ia sedang kedatangan tamu yang tidak
diinginkan. Saat Mark melewati rak buku yang menjadi pintu utama ruang rahasia
penyimpanan senjata, ada sesuatu yang aneh disana. Ia seperti melihat bayangan
seseorang yang berdiri di rak buku itu. Mark yang merasa curiga akan hal itu,
berpura-pura ingin membaca buku, Mark membuka kaca lemari buku, menarik keluar
1 buah buku Ensiklopedia Hewan yang tebal. Dengan sengaja, Mark menjatuhkan
buku itu ke arah bayangan itu. Terdengar sedikit suara erangan, dari situ,
sedikit demi sedikit buku itu bergerak, Mark yang yakin ada seseorang disana
pun mengacungkan pistolnya 5cm diatas buku itu, dan menembaknya 2 kali. Nampak
darah bercucuran keluar dari sana, terdengar suara erangan dari sana juga. Mark
mengarahkan pistolnya 115cm keatas dari arah tembakkan tadi dan 40cm ke kanan.
Mark menarik pelatuknya lagi dan “Dor.. Dor..” darah keluar dari sana juga. Suara
erangan itu semakin keras. Mark menarik tubuh tak terlihat itu dan membantingkan ke lantai. Setelah menerima
bantingan keras dari Mark, tubuh tak terlihat itu akhirnya menampakkan diri, ia
adalah lelaki bermata hijau hazel, berambut hitam, dan tingginya tak lebih dari
Kian. Hidungnya berdarah karena hantamannya ke lantai, lengan kanannya berhasil
ditembak oleh Mark, dan kaki kirinya juga.
Mark datang menghampiri lelaki itu,
Mark berjongkok di atas tubuhnya. Dan bertanya lantang.
“Siapa yang
mengirim mu ?!”
Lelaki itu bernafas cepat menahan
sakitnya, tangannya bergerak ke saku belakang celananya dan mengeluarkan sebuah
kantong plastik. Ia membuka kantong plastik itu dan mengeluarkan senjata api
dan menembak bahu Mark. Mark sampai terlontar kebelakang akibat tembakkan itu,
lelaki itu mengambil kesempatan berusaha melarikan diri, dengan tergopoh-gopoh
ia berusaha keluar dari sini. Mark yang terkena tembakkan di bahu kirinya
mengeluarkan pisau lipat dari kantung celananya dan melemparkannya tepat
mengenai luka yang berada di kaki kiri lelaki itu. Lelaki itu terjatuh ke
lantai dan mengerang semakin keras. Pisau yang dilemparkan Mark tadi menancap hebat di luka kakinya.
Sambil memegangi luka di pundaknya, Mark berjalan ke arah lelaki yang terlentang kesakitan diatas lantai itu.
"Siapa kau ??!" Tanya Mark lantang
"Kau tidak perlu siapa aku, Mark Feehily." Katanya dengan nafas terengah-engah
Mark yang palak, mencabut keluar pisau yang menancap itu dan memamerkannya di depan mukanya.
"Sepertinya kau masuk ke kandang yang salah."Kata Mark dengan nada mengancam
"Mark Feehily, baru saja ditangkap polisi waktu karena izinnya telah masuk masa tengang. Memiliki isteri bernama Daphne Walsh dan putri cantik bernama Adeline Feehily. Keduanya mati dibunuh oleh Earl John di Tower of London." Katanya seraya menahan rasa sakitnya dengan cengiran iblis.
Mark yang terkejut spontan menancapkan kembali pisau itu di luka kakinya. Alhasil membuat lelaki itu mengerang semakin keras. Mark menangkap simbol cincin yang dikenakannya. Mark melihat dan mencabutnya dari jarinya.
"Kembalikan !!" amuk Lelaki itu pada Mark
"Diam !" Mark memberikan hentakkan kecil pada pisau yang menancap itu. Yang membuat lelaki itu mengerang dan mengelinjang semakin keras.
Mark mengamati cicin itu tanpa memedulikan tubuh berdarah-darah dibawahnya yang terus mengerang. Mark memandang wajah polos lelaki yang penuh darah itu lekat-lekat.
"Kauu... Kau..." Kata Mark terbata-bata
"Aku apa ?!" berangnya
"Kau... Sh---" kata-kata itu belum sempai diselesaikannya, karena terdengar debaman pintu. Lalu suara langkahan kaki seorang lelaki.
"Mark.. Kau dimana?" tanya suara yang dikenal baiknya.
"Disini !" Teriak Mark dengan mata yang masih memandang lekat-lekat wajah berdarah-darah itu. "Ya Ampun !! Siapa itu ?!" suara khawatir Kian mengelegar ke seluruh ruangan.
TO BE CONTINUED
"Siapa kau ??!" Tanya Mark lantang
"Kau tidak perlu siapa aku, Mark Feehily." Katanya dengan nafas terengah-engah
Mark yang palak, mencabut keluar pisau yang menancap itu dan memamerkannya di depan mukanya.
"Sepertinya kau masuk ke kandang yang salah."Kata Mark dengan nada mengancam
"Mark Feehily, baru saja ditangkap polisi waktu karena izinnya telah masuk masa tengang. Memiliki isteri bernama Daphne Walsh dan putri cantik bernama Adeline Feehily. Keduanya mati dibunuh oleh Earl John di Tower of London." Katanya seraya menahan rasa sakitnya dengan cengiran iblis.
Mark yang terkejut spontan menancapkan kembali pisau itu di luka kakinya. Alhasil membuat lelaki itu mengerang semakin keras. Mark menangkap simbol cincin yang dikenakannya. Mark melihat dan mencabutnya dari jarinya.
"Kembalikan !!" amuk Lelaki itu pada Mark
"Diam !" Mark memberikan hentakkan kecil pada pisau yang menancap itu. Yang membuat lelaki itu mengerang dan mengelinjang semakin keras.
Mark mengamati cicin itu tanpa memedulikan tubuh berdarah-darah dibawahnya yang terus mengerang. Mark memandang wajah polos lelaki yang penuh darah itu lekat-lekat.
"Kauu... Kau..." Kata Mark terbata-bata
"Aku apa ?!" berangnya
"Kau... Sh---" kata-kata itu belum sempai diselesaikannya, karena terdengar debaman pintu. Lalu suara langkahan kaki seorang lelaki.
"Mark.. Kau dimana?" tanya suara yang dikenal baiknya.
"Disini !" Teriak Mark dengan mata yang masih memandang lekat-lekat wajah berdarah-darah itu. "Ya Ampun !! Siapa itu ?!" suara khawatir Kian mengelegar ke seluruh ruangan.
TO BE CONTINUED
Tidak ada komentar:
Posting Komentar