Kian sedang duduk
di kursi stasiun, sedang membaca koran, wajahnya tampak tenang, ia terus
membaca dan terus membaca sampai tiba-tiba ia bersuara,
“Aku tahu, kamu
akan datang, Mark.” Katanya seraya melipat korannya
“Ada apa ?” Mark
duduk disamping Kian.
“Hmm..” Kian
berdeham dan memberikan koran yang ditangannya kepada Mark.
Mark membuka halaman pertama koran
itu, berita Headline dengan font 48 itu mengejutkannya. “Mystery at The Tower of London”. Memori buruk tentang Adeline dan Daphne
pun muncul lagi di benaknya, gejala-gejala tadi muncul kembali, jantung
berdegup kencang, keringat dingin, dan tangan gemetaran. Ia merogoh kantung
mantelnya dan mengeluarkan clonazepamnya
dan menelan 1 tablet lagi.
“Apa yang kau
minum ?!” Tanya Kian
“Tidak ada
apa-apa.” Mark buru-buru menyimpan
kembali clonazepam itu dalam kantung
mantelnya.
“Berikan !”
“Tidak !”
Dengan 1 hentakkan tangan, botol
tabung clonazepam itu melompat keluar
dari kantung mantel Mark dan segera ditangkap oleh Kian.
“clonazepam, Mark ?! Kau gila ! Bagaimana
kalau kamu ketergantungan, hum ?”
“Aku tidak ada pilihan
lain !”
Kian menghela nafas dan
mengembalikan tabungnya kepada Mark. Kian mengeluarkan 1 batang cerutu dari
kantung mantelnya dan menempatkannya di mulutnya, mengacungkan jari telunjuknya
yang berapi itu ke ujung cerutunya.
“Kau gila,
bagaimana kalau apimu dilihat oleh warga sekitar ?” Kata Mark tak suka.
“Kadatangan mu
tadi yang tiba-tiba juga. Bagaimana kalau dilihat warga sekitar ?” Ungkap Kian
santai.
“Ahh ! Kau selalu
begitu. Sudahlah, jadi tujuanmu memanggilku kemari hanya untuk menunjukkan
koran ini ?!” Berang Mark
“Ohh, tentu
tidak. Aku ingin mengajakmu kembali ke sana ?”
“Apa ?! Kembali
ke Bloody Tower ? Dan mengembalikan semua memori buruk itu ?! Oh tidak, tidak
akan, Tuan Egan ! Lupakan itu semua !” Mark mengamuk dan menghilang lagi.
“….” Kian diam
sejenak, “Aku benar-benar menyesal mengusulkan padamu untuk mengikuti ujian
itu. Semoga kau tertangkap oleh Polisi Waktu !” Sumpah Kian pada Mark.
******
Tiba-tiba Mark muncul disuatu tempat
yang serba putih,
“Sialan !!! Aku
tertangkap oleh Polisi Waktu. Apasih mau mereka ? Ughh!” Geram Mark
Benar saja, tak berapa lama setelah
itu, terdengar suara sirene yang datang entah dari mana.
“Augghhtt !!!”
Geram Mark kesakitan
Badan Mark ditiban oleh seorang
polisi waktu yang duduk bersila di punggunnya.
“Dasar berandalan
waktu ! Aku heran kenapa mereka meluluskan mu di ujian mu dulu.” Amuk suara
husky Polisi Waktu itu.
“Arghhtt !!!”
Amuk Mark frustasi, “Apa salah aku ?! Aku menghilang dari kurun waktu 5 detik
per menit ! Itu tidak melanggar hukum.”
“Aku tahu, tapi
izin mu sudah masuk dalam waktu tenggang ! Berandalan, sudah 6 Tahun masuk masa
tenggang ! Berandalan kemana saja kamu 6 Tahun itu. Nama !” Polisi itu
mengeluaran kertas dan bolpoin dari saku celananya yang langsung melayang di
udara.
“Mark Feehily.”
Jawab Mark kehabisan nafas
Polisi itu melirik kertasnya dan mengerutkan
keningnya,
“Berandalan !
Kamu tidak terdaftar ! Berandalan ilegal ! Kenapa kamu bisa menjelajahi waktu ?”
“Apa ?! Aku
terdaftar !” Mark berusaha mengeraskan suaranya biarpun kehabisan nafas akibat
ditiban oleh polisi itu.
“Bohong ! aku
tidak menemukan nama Mark Feehily disini.”
“Ahhh ! Aku lupa,
maaf-maaf. Marque de Feehily, itu
namaku.”
“Hmm… Kamu
Portugis ? Wajahmu tidak ada taraf Portugisnya.” Polisi itu heran seraya
mencocokkan gambar yang ada di kertasnya dengan muka Mark.
“Ceritanya
panjang. Bisakah kau bangun sekarang ? 1 menit lagi kau duduk disana, aku bisa
mati !”
“Oh, Maaf..”
Polisi itu pun bangkit daru punggung dan berdiri dihadapannya. Mark tertegun melihat wajah polisi waktu satu
ini. Rambutnya pirang, matanya biru, tingginya sebahu Mark, dengan bibir tipis
sempurna dan wajah licik yang polos.
“Kamu… Kamu
polisi waktu ??” Tanya Mark meragukan
“Iya.. Ada
masalah ? Berandal ?” Jawab Polisi itu enteng
“Berhenti
memanggil ku Berandalan ! Aku taat hukum ! Lagi pula sekarang malah aku yang
meragukanmu. Tampang muka mu tidak memenuhi syarat-syarat untuk menjadi polisi
waktu. Seingatku tinggi mereka harus 180 cm, dan umur minimal 29.” Mark
memasang muka ragu.
“Ya ampun ! itu
peraturan 6 Tahun yang lalu, sekarang tidak ada batas tinggi lagi. Dan aku
sudah 33, berandal !” Ungkap Polisi itu tak suka.
“Mana tanda
pengenal mu.” Mark ngeyel
“Dasar berandal
waktu yang tak tahu sopan santun ! Ini !” Polisi itu mengeluarkan sebuah kartu
dari kantung bajunya dan menempelkannya ke pipi Mark.
Mark memandangnya sebal dan
mengambil kartu yang tertempel di pipinya. Kartu itu berisi tanda pengenalnya.
Nicky Byrne, 9 Oktober 1978.
“Umm, Maafkan aku
Officer Byrne.” Mark memasang muka menyesal dan mengembalikan tanda pengenal
tersebut ke Nicky.
“Hmm..” deham
Nicky sebagai jawaban iya.
“Anyway ! Aku ingin memperpanjang izin
menjelajahi waktu ku. Bagaimana caranya ?”
“Sini tanganmu.” Ia
menggapai tangan Mark dan menempatkannya ke sebuah papan. “Sudah.”
“Begitu saja ?
Seingatku prosedurnya panjang sekali.” Mark keheranan seraya memandang telapak
tangannya.
“Kau itu seperti
manusia zaman batu. Sudah ! Sana pulang, sudah larut, DAN JIKA KAU MENGAJUKAN
PERTANYAAN KONYOL LAGI AKAN KUTILANG KAU !” Nicky mengeraskan suaranya.
“Humpphh..”
Dengus Mark “Polisi gila !” Lalu Mark menghilang.
“Berandal !
Berandal ! Berandal ! Aku heran mengapa mereka bisa diluluskan !” Lalu Nicky
pun ikut menghilang.
TO BE CONTINUED
Tidak ada komentar:
Posting Komentar